Hukum Mendel


HUKUM MENDEL I
Hukum Mendel I adalah mengenai pemisahan  gen sealel atau dikenal pula dengan hukum segregasi. Peristiwa pemisahan alel ini terlihat ketika pembuatan gamet individu yang memiliki genotipe heterozigot, sehingga tiap gamet mengandung salah satu alel itu. Dasar hukum mendel adalah penyilangan dua individu yang memiliki satu karakter beda (=monohibrid). Mendel menemukan bahwa makin banyak jumlah generasi yang dihitung, makin mendektilh ratio kenyataan terhadap ratio teoritis dengan catatan bahwa lingkungan dan susunan genotipe tidak berubah.
Monohibrid adalah hasil penyilangan dua individu yang memiliki hanya satu karakter berbeda, misalnya : mengawinkan marmot berbulu panjang (bb) dengan hewan jenis yang sama namun berbulu pendek (BB).
Dihibrid adlah hasil penyilangan dua individu yang memiliki dua karakter berbeda, misalnya : mengawinkan marmot berbulu putih dan panjang (bbll) dengn marmot berbulu hitam dan pendek (BBLL).
Polihibrid adalah hasil penyilangan dua individu yang memiliki banyak karakter beda, misalnya mengawinkan marmot berbulu putih, panjang dan halus (bbllrr) dengan marmot berbulu hitam, pendek dan kasar (BBLLRR).
Persilangan antar bibit murni disebut persilangan parentl (P1) sedangkan anak yang heterozigot disebut keturunan pertama (F1/filial pertama) hasil persilangan antar turunan pertama (F1) disebut F2.
Mono hibrida pada hewan
Albino
  Pial
  Drosophila
  Obesitas
  Double muscle pada sapi potong
  Domba ankon
Monohibrida pada manusia
  Phenylthiocarbamida (PTC)
  Polydactyli (jari lebih)
  Phenylketonuria
  Gigi coklat
  Galactosemia
PENYIMPANGAN RASIO PERSILANGN MONOHIBRIDA
            Alel Kodominan (=alel intermediet) adalah alel-alel yng tidak mempunyai hubungan dominan dan resewsif, berarti setiap alel mampu dalam derajat tertentu berekspresi bila dalam kondisi heterozigot. Sifat intermedier adlah sifat diantara yang dimiliki oleh kedua induknya. Ada karakter yang tidak dominan penuh/semi dominan/kodominan/intermediet berarti alelnya tidak pula bersifat resesif penuh.
            Umumnya fenotipe heterozigot yang dihasilkan dari kodominasi bersifat intermediet yaitu berkarakter perantaraan antara yang homozigot dominan dengan demozigot resesif. Fenotipe heterozigotnya dapat tampak sebagai suatu campuran tapi alelnya tetap mempertahankn identitas individunya dan akan berpisah satu dengan yang lain pada pembentukan gamet.
  Testcross/uji silang adalah menyilang atau mengawinkan suatu individu yang tidak diketahui genotipenya dengan individu yang homozigot resesif (tidak harus parentalnya). Karena suatu genotipe dominan homozigot mempunyai fenotipe yang sama dengan genotipe yang heterozigot maka diperlukan uji silang untuk membedakan keduanya. Tujuan testcross adalah untuk mengetahui banyaknya macam  gamet yang dihasilkan oleh individu yang genotipenya dipertanyakan.
Dari hasil testcross/uji silang dapat diketahui :
  Karakter yang dominan dan yang resesif
  Karakter yang berbeda adalah sealel
  Genotipe suatu individu adalah heterozigot atau homozigot.
  Backcross/silang balik adalah menyilang atau mengawinkan individu hasil hibrid (F1) dengan salah satu parental. Karena gamet parental hanya satu macam berarti macam individu hasil kawinan bergantung pada macam gamet hasil hibrid saja.
  Analisis silsilah adalah pendataan sistematis (berupa kata-kata atau simbol) mengenai nenek moyang individu tertentu, bisa juga merupakan “pohon keluarga” untuk sejumlah besar individu.
Aturan umum membuat silsilah : 
  •   Wanita dinyatakan dengan bulatan dan laki-laki dengan segiempat.
  • Perkawinan (suami-istri) ditunjukkan dengan garis horizontal antara dua individu
  • Keturunan dari suatu perkawinan dihubungkan oleh suatu garis vertikal pada garis perkawinan.
  • Garis datar yang menghubungkan garis-garis tegak menunjukkan hubungan keluarga (satu ayah-satu ibu). 
  • Kalau seorang laki-laki memiliki dua istri, dituliskan kedua perempuan disamping-menyampingnya dan dibawah garis perkawinan adalah masing-masing susunan keluarga.
  • Jenis kelamin yang meragukan/banci diberi tanda lupis 
  • Bila individu mati, diberi tanda silang pada bagian dalamnya
  • Bayang-bayang/warna yang berbeda yang ditambahkan pada simbol menyatakan fenotipe. 
  •   Tiap generasi ditempatkan pada suatu baris terpisah yang diberi label angka romawi. 
  • Individu dalam satu generasi diberi  nomor  dengan angka arab
Kiranya semangat belajar dan mencari tahu dalam kebenaran dari Mendel dapat anda contoh dalam kehidupan akademis anda kini. Semoga ilmu genetika dapat membantu anda mempersiapkan kehidupan yang lebih baik, dimasa hidupnya, mendel belum mengetahui sifat keturunan modern, belum diketahui adanya kromosom dan gen apalagi asam nukleat yang membina bahan genetik tersebut. Seiring dengan berjalannya waktu dan kemajuan ilmu pengetahuan (Genetika) serta tidak lepasnya dari hasrat manusia untuk mengetahui lebih jauh apa yang terjadi dalam kehidupan, maka sudah selayaknya Mendel dianggap sebagai “Bapak Genetika”.
HUKUM MENDEL II
            Hukum mendel II adalah mengenai pengelompokan Gen secra bebas dan dikenal juga dengan hukum asortasi. Hukum ini berlaku ketika terjadi pembentukan gamet (peristiwa meiosis) dimana gen sealel memisah secara bebas (tidak saling mempengaruhi) pergi ke masing-masing kutub. Dasar hukum mendel adalah penyilangan dari individu yang memiliki 2 atau lebih karakter beda (=dihibrid atau polihibrid)
INTERAKSI GEN
            Setiap gen memiliki pekerjaan sendiri-sendiri untuk menumbuhkan karakter tapi ada beberapa gen yang berinteraksi atau dipengaruhi oleh gen lain untuk menumbuhkan karakter. Gen-gen tersebut mungkin ada pada kromosom yang sama (berangkai) mungkin pula ada pada kromosom yang berbeda satu sama lain. Keadaan saling mempengaruhi dari beberapa gen ini dinamakan interaksi gen.
Polimeri
            Polimeri adalah bentuk interaksi gen yang bersifat kumulatif (saling menambah). Perbedaan dengan komplementer adalah tanpa kehadiran salah satu gen (alel dominan) karakter yang disebabkannya tetap muncul, hanya mutu/derajatnya yang kurang dibandingkan dengan kehadirannya. Gen yang menumbuhkan karakter polimeri biasanya lebih dari 2 gen sehingga disebut “karakter gen ganda (polygenic inheritance)”.
            Melihat pada jumlah gen yang mengatur Pertumbuhan, maka dalam tubuh dapat dikelompokkan dalam 2 macam karakter, yaitu :
  • Karakter kualitatif, yaitu karakter yang dapat dilihat ada/tidaknya, pertumbuhan karakternya diatur oleh 1-2 gen dan lebih dipengaruhi oleh faktor genetik.
  • Karakter kuantitatif, yaitu karakter yang dapat dilihat pada ukuran nilai/mutunya, pertumbuhan karakternya diatur oleh banyak gen/gen ganda dan lebih dipengaruhi oleh faktor lingkungan.